Platonius II
aku membayangkan seseorang yang mengetahui riwayat
hidupku dan hidupmu sedang membaca karya-karya yang pernah kutulis
tentangmu. seseorang itu membaca apa
yang kutulis setelah seratus tahun aku berkalang dengan tanah. dan dalam
tulisan-tulisanku seseorang itu akan tahu bahwa cintaku padamu adalah cinta
mereka-mereka yang ditulis dalam sejarah peradaban manusia; percintaan dua anak
manusia yang dihalang-halangi oleh keegoisan, keperihan, kesengsaraan, dan
segala kepiluan lainnya yang coba memisahkan mereka. tetapi seseorang yang
sedang membaca itu hanya dapat merasakan kegetiran yang kualami lebih dari
seratus tahun yang lalu dengan mempercepat pembacaannya. dia ingin mengetahui;
adakah dalam tulisanku pada akhirnya kita akan bersama? pada akhirnya engkau akan
menerima perasaanku yang suci padamu? seseorang itu kemudian akan diam, sedih,
nelangsa, atau apalah namanya campuran perasaan yang mungkin terkombinasikan
dalam setiap jiwa manusia.
mungkin, manusia hanya dapat berencana. seratus tahun
setelah aku mati, setelah aku berkalang tanah, aku tetap menginginkan
perasaanku padamu dijadikan pengobat luka karena seseorang yang mereka cintai
tidak pernah ingin memberikan harapan-harapan kebahagiaan bersamanya.
Komentar